KURANG 15 menit sebelum adzan shalat ashar berkumandang, pandanganku tertuju pada sosok 3 anak sholeh dan sholehah.
Sudah berkali-kali aku melihatnya, namun kali ini aku tertarik mengambil gambarnya dan menceritakannya.
Sang kakak paling tua berusia 13 tahun, yang kedua umur 7 tahun dan ketiga seorang putri masih berusia 4 tahun.
Ketiga anak bersaudara ini selalu kompak datang berjamaah di masjid.
Biasanya mereka datang sebelum adzan dengan menggunakan sepeda motor.
Ah, pemandangan yang membuatku kagum dan mungkin siapapun yang
melihatnya. Mereka kompak bersemangat mendatangi shalat berjamaah.
Sambil menunggu adzan dikumandangkan, sang kakak biasa mengajari
kedua adiknya ini membaca Al-Qur’an di ruang utama bagian belakang.
Sekali lagi, pemandangan ini bukanlah yang pertama kali saya melihat
mereka, namun karena ke istiqomahan mereka itulah yang membuat saya
takjub. Sehingga aku berbisik dalam hati, sungguh beruntung orang tua
memiliki anak sepertinya.
Investasi Tak Pernah Rugi
Sungguh, berbahagialah bagi orang tua yang mempunyai anak sholeh. ia adalah investasi yang sangat berharga.
Sebagaimana dalam buku Golden Ways Anak Sholeh, karya Zainal Abidin, bahwa anak sholeh adalah investasi yang dijamin tak akan pernah rugi.
Anak sholeh adalah modal jangka panjang yang tak pernah terputus
sampai akhir dari kehidupan ini. Ia akan menjadi jaminan berharga karena
ia adalah simpanan yang tak ada bandingannya.
Sebagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan doa shalat jenazah;
“Ya, Allah. Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala buat kami.” (HR: Bukhari)
Aktifitas hariannya, perangai akhlaqnya, tetesan air mata tanda doa
munajatnya kepada Sang Khaliq, serta hembusan nafas dzikir dan
istighfarnya yang keluar dari hati dan lisannya akan mengalir pula
pahalanya ke orang tuanya.
Singkatnya, apapun yang ia perbuat akan mengalir pula pahalanya ke orang tuanya tanpa henti.
Sabda Rasulullah ﷺ,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ
مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan,
dan doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim no 1631)
Sebagai orang tua, kita akan meninggalkan dunia ini. Perjalanan masih
panjang dan bahkan lebih jauh dan lama daripada perjalanan hidup di
dunia ini. Oleh karenanya kita butuh modal yang banyak untuk
menyelamatkan diri dari bebrbagai perjalanan tersebut.
Apalagi ujung dari perjalanan nantinya yaitu adanya yaumul hisab
(hari perhitungan). Maka modal atau investasi yang paling berharga
menemani dan menolong kita disana nantinya adalah anak yang sholeh/ah. Wallahu A’lam bisshowab.*/Syamsul Alam
Sumber Hidayatullah.com